GATOTKACA DALAM DIRIMU
GATOTKACA… Siapa yang tidak mengenal sang tokoh pewayangan ini,
seorang superhero Indonesia yang
gagah nan perkasa. Tokoh pewayangan dengan julukan “Otot Kawat Balung Besi” ini sangatlah patut untuk dicontoh
kepahlawanannya. Pasti semua orang telah mengenalnya. Kebaikan yang ia miliki
sangatlah berjasa bagi semua orang.
GATOTKACA?
Gatotkaca
adalah seorang tokoh dalam wiracarita
Mahabharata, putra Bimasena
(Bima) atau Wrekodara
dari keluarga Pandawa.
Ibunya seorang putri raksasa bernama Hidimbi
(Harimbi), Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan
putri Prabu Tremboko dari Kerajaan
Pringgadani, negeri bangsa rakshasa. Kisah
kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri
dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang
Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau
menggunakan senjata apa pun. Gatotkaca dikisahkan memiliki kekuatan
luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra,
ia menewaskan banyak sekutu Korawa
sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Di Indonesia,
Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan
yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan
Jawa,
ia dikenal dengan sebutan Gatutkaca (bahasa Jawa:
Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu
terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap. Ia sangat sakti, memiliki aji narantaka, pemberian
Resi Seta. Gatotkaca juga dikenal dengan nama Arimbiatmaja, Bimasiwi,
Guritna, Gurudaya, Kacanegara (= teladan cintanya terhadap negara), Purbaya,
Kancingjaya (= kunci kemenangan), Bambang Tetuka.
Gatotkaca
Dalam Diri Kita
Banyak yang mengira bahwa tokoh Gatotkaca adalah
tokoh fiktif dan legendaris yang hanya ada pada cerita wayang Indonesia. Yang dikisahkan
memiliki kekuatan luar biasa. Mungkin anggapan para pemuda sekarang, Gatotkaca hanyalah
tokoh pewayangan jaman dahulu yang tidak memiliki sifat “kekinian”. Sehingga
sifat Gatotkaca tidak dapat tertanam betul dalam diri kita. Mungkin pemuda
jaman sekarang sudah lupa akan sosok
“Gatotkaca”.
Para pemuda hanya mengikuti alur perkembangan jaman
tanpa memperdulikan adanya sifat “Gatotkaca” pada diri mereka. Lalu, apakah
benar sifat Gatotkaca itu ada pada diri kita? Gatotkaca mempunyai sifat
perwatakan ; berani, teguh, tangguh, cerdik pandai, waspada, gesit tangkas,
tabah dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar.
Nah, kita pun juga pasti dapat menjadi sosok “Gatotkaca” yang memiliki sifat
seperti diatas. Bagaimana caranya?
a. Berani.dalam
artian mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya.
b. Teguh
dalam artian kukuh kuat dalam menghadapi semua masalah.
c. Tangguh
dalam artian sukar dikalahkan.
d. Cerdik
pandai dalam artian pandai mencari pemecahan dalam setiap masalah.
e. Waspada
dalam artian berhati-hati dan berjaga-jaga dalam hal apapun, terutama dalam hal
yang baru saja kita kenal.
f. Gesit
tangkas dalam artian cekatan dalam menghadapi segala masalah.
g. Tabah
dalam artian kuat hati dalam menghadapi segala bahaya maupun masalah.
Seperti
Sang Gatotkaca
Dalam cerita pewayangan Gatotkaca memiliki jiwa berkorban
yang sangat besar. Jika gatot kaca tidak dikorbankan mungkin bisa saja Sri Kresna atau anggota Pandawa lainnya
yang jadi korban, karena senjata Adipati Karna itu hanya bisa digunakan sekali
saja. Menyadari ajalnya sudah dekat, Gatotkaca masih sempat berpikir bagaimana
caranya untuk membunuh prajurit Kurawa dalam jumlah besar. Maka Gatotkaca pun
memperbesar ukuran tubuhnya sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa
ribuan prajurit Korawa. Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca.
Siapa yang tidak ingin memiliki sifat seperti sang
Gatotkaca? Berkorban untuk orang-orang dan lingkungan terdekat kita. Berkorban dalam
artian tidak harus mengkorbankan nyawa. Berkorban dalam hal kecil, seperti memberi
pertolongan kepada korban bencana alam dan mendahulukan orang yang lebih tua
ketika mengantri pada suatu antrian. Memiliki sifat kekinian tidak harus meninggalkan sifat asli
dalam diri sendiri. Sadarilah bahwa sifat sang Gatotkaca ada dalam diri kita
masing-masing.
"Loyalitas akan memimpin
keberanian. Keberanian akan mengarahkan semangat pengorbanan diri. Semangat
pengorbanan diri menciptakan kepercayaan dan keyakinan dalam kekuatan manusia
yang sebenarnya"
Komentar
Posting Komentar